Senin, 25 Februari 2008

HOBBY

BERBURU GARANGAN

Garangan (Musang) merupakan salah satu hewan yang menjadi musuh pemilik ayam di pedesaan. Hewan ini paling gemar memangsa ayam baik ayam yang ada di kandang maupun yang diumbar. Berbulu coklat dan lebat, hewan sebesar kucing ini bergerak sangat cepat dan paling lihai bersembunyi di semak-semak. Hewan ini bersarang di lubang di pinggir sawah atau perkampungan. Hewan ini termasuk cepat berkembangbiak, sekali beranak bisa tiga atau empat ekor sekaligus. Kadang ditemui hewan ini berburu mangsa secara berkelompok satu keluarga (jantan, induk dan 3 atau 4 anak yang masih muda). Salah satu mitos yang dipercaya di sekitar tempat saya (mungkin juga di tempat lain) jika menangkap seekor garangan dan ingin mengetahui reputasi si garangan dalam membunuh korbannya adalah dengan membedah perutnya dan melihat hati garangan tersebut, hitunglah ada berapa cabang hati yang tumbuh maka itulah jumlah ayam korban yang telah dimakannya.
Saya sering mendapat order dari para petani di sekitar rumah saya di Sleman, Yogyakarta untuk memburu garangan karena telah memangsa ayam-ayam di sebuah desa. Dulu, para petani sering membuat jebakan untuk garangan-garangan ini, tapi seiring bertambahnya waktu (atau mungkin karena pengaruh era globalisasi, garangan menjadi lebih pintar, he, he…) mereka tidak mau begitu saja masuk ke jebakan-jebakan tersebut. Nah, kalo sudah ada info semacam ini, dengan mantap saya dan partner (adik saya) mempersiapkan senapan kami. Waktu itu, jaman kuliah jadi duit masih cekak, senapan saya “hanyalah” sebuah Sharp Ace 4,5 mm buatan local dengan teleskop 4x32 tanpa merek sedangkan adik saya menggunakan senapan Benyamin buatan local 4,5 mm dengan teleskop Norconia kecil 4x25. Namun, ditangan kami senapan tersebut menjadi senjata yang sangat akurat dan menakutkan bagi korban-korban kami (??!!).
Laporan-laporan tersebut biasanya kita tindaklanjuti pada weekend-nya, dengan menyisir sekitar lokasi pemunculan garangan yang ditunjukkan orang-orang yang sering melihat. Penyisiran bisa mencapai radius 2-3 km2 karena memang sekitar itulah daya jelajah seekor garangan. Nah, kalo sudah bertemu dengan garangan dimaksud, meskipun hanya sekelebat misalnya garangan terlihat baru menyeberang jalan dengan berlari kencang dapat dipastikan garangan tersebut akan menjadi korban duet kami (bukan nyombong lho…he, he). Disinilah kunci dan strategi berburu garangan, sekejap setelah melihat penampakan garangan dan arah larinya, jangan langsung dikejar. Bagi pemburu-pemburu pemula (ha, ha…) setelah bertemu dengan garangan maka reaksinya adalah dengan sigapnya mengejar bak pasukan khusus, nah kalo dikejar seperti ini si garangan pasti tahu dan akan lari lebih kencang atau segera bersembunyi di semak dan tidak akan keluar-keluar untuk waktu yang lama. Begitu melihat penampakan seekor garangan, bak film-film detektif dengan pengkodean pembagian posisi penyergapan, saya dan adik saya segera menuju tempat masing-masing dengan berjalan santai (jangan tergesa-gesa) namun waspada melihat gerakan-gerakan. Biarkan garangan melakukan aktifitasnya secara normal adalah kunci utama penyergapan ini. Pilihlah satu tempat dan bersiaplah di tempat tersebut dengan waspada dan posisi senapan siap tembak. Nah, pemilihan tempat ini yang penting, karena tempat ini haruslah tempat yang strategis bisa melihat pemunculan si garangan dengan jelas. Kita harus tersembunyi namun bisa melihat kemunculan garangan. Yang paling strategis adalah posisi mengepung dari dua tempat, misalnya garangan terlihat memasuki sebuah petak sawah, maka kami berdua memilih tempat pada sudut petak sawah tersebut secara saling berseberangan. Dengan maksud kalo si garangan muncul di luar sisi manapun dari petak sawah tersebut maka salah satu dari kami pasti akan melihatnya (di pematang sawah). Nah kalo sudah pada posisi ini, dipastikan dalam waktu tidak lama garangan akan muncul, tinggal muncul di sisi saya atau partner saya. Ketika muncul biasanya garangan ini akan thingak-thinguk (menoleh kanan-kiri) untuk melihat situasi, nah timing inilah yang kami tunggu, pastikan kepala atau dada telah masuk target…Dess…(bunyi senapan angin begitu bukan dor, he, he…) kalo tepat pasti langsung mati hewan ini, namun kalo meleset ke bawah sedikit saja, ke perut misalnya, maka dapat dipastikan akan kehilangan buruan ini, karena pasti lari dengan sangat-sangat kencang….dan mungkin saja mati di lubang persembunyiannya atau tempat lain.