Minggu, 02 Maret 2008

HOBBY

MANCING KOTES

Dalam benak kita kalo yang namanya mancing adalah pegang joran, nyelubin kail dengan umpan di sungai, kolam atau laut ditungguin lama, begitu ada ikan yang nyambar umpan kita tarik, kadang kalo lagi untung bisa dapat banyak ikan tapi kalo lagi apes seharian nggak dapat seekor ikanpun. Bahkan salah satu alasan terkuat kenapa memancing tidak menarik bagi beberapa orang adalah kebosanan menunggu ikan menyambar umpan kita. Nah, mancing yang akan saya ceritakan ini agak beda dengan prinsip-prinsip mancing pada umumnya seperti di atas.
Kotes adalah ikan sejenis gabus atau kutuk dalam bahasa jawa namun ukurannya lebih kecil (panjang ikan dewasa + 10-15 Cm) dan banyak mendiami kali-kali kecil atau sawah-sawah di jawa. Ikan ini, selain goblog juga termasuk karnivor ganas yang gemar memakan ikan kecil lain. Saking ganas dan goblognya, ikan ini tanpa ba-bi-bu akan langsung menyantap kail plus cacing yang kita sodorkan ke mukanya. Di sekitar tempat tinggal saya di Yogyakarta, ikan kotes hidup di lubang-lubang pinggir kali-kali kecil atau pematang-pematang sawah dan kemunculannya tidak kenal musim. Dari pengalaman yang saya lalui dalam memancing ikan ini,secara khusus terdapat dua metode memancing ikan kotes ini, yaitu single joran dan multi joran (istilahnya asal aja, he, he…).
Sesuai namanya, dengan single joran kita hanya membawa satu joran dan satu mata kail dan cacing tanah sebagai umpan. Metode ini menuntut kita untuk aktif berjalan sepanjang aliran sungai, karena kita harus melihat penampakan ikan kotes, baru kita sodorkan umpan dimukanya. Atau kalo tidak bisa melihat ikan kotes bisa dengan untung-untungan kita celup dan goyang-goyang (jangan berpikir ngeres…) umpan di muka lubang-lubang pinggir kali atau sawah. Begitu melihat penampakan ikan kotes dapat dipastikan ikan itu akan menyambar umpan kita. Namun begitu disambar, jangan langsung kita tarik karena seringkali umpan belum di”kunyah” oleh ikan sehingga mata kail bisa langsung tertarik dan terlepas tanpa nyangkut di mulut kotes. Jadi kuncinya, tunggu sesaat sampai si ikan mengunyah cacing umpan baru kita tarik. Bahkan seringkali saya terlalu lama menunggunya sehingga mata kail tertelan terlalu dalam dan kesulitan melepaskannya (tapi mendingan gini daripada lolos dengan menyedihkan…). Kelebihan dari metode ini adalah:
• Praktis (peralatan tidak banyak dan merepotkan)
• sekalian berolahraga (kadang saya bisa berjalan sejauh 3-4 Km mengikuti aliran kali).
• perawatan kulit (kata orang berjemur bisa menyehatkan (dan menggosongkan) kulit.
Sedangkan kelemahan metode ini adalah:
• Potensi mendapat ikan banyak terlewatkan, karena kadang di satu tempat ada banyak ikan (dalam satu lubang kadang bisa dihuni 10-an ekor kotes) dan hanya satu yang tertangkap (yang lain pada lari masuk lubang).
• Selain itu, jika berada dalam rombongan berjemur ikan ini lebih sensitif (ikan ini sering berjemur di depan lubang persembunyiannya sampil menunggu mangsa), jika ada satu yang kaget mendengar kedatangan kita, maka yang lainnya akan ikut-ikutan kaget dan lari.
Sedangkan metode kedua adalah multi joran, sesuai namanya metode ini membutuhkan banyak joran dan mata kail. Prinsip dari metode ini adalah dengan menetap agak lama di satu tempat yang kita perkirakan atau lihat banyak dihuni ikan kotes. Kita tinggal tebarkan kail-kail kita di tempat-tempat tersebut (bahkan di satu lubang yang agak besar bisa kita taruh 3 kail). Kalo lagi mancing dengan metode ini, saya membawa 10 joran yang siap saya sebar. Setelah kail-kail di pasang di lokasi-lokasi persembunyian kotes, kita tinggal menunggu dan sesekali mengecek apakah umpan sudah dimakan atau belum (usahakan penempatan umpan terlihat, sehingga kalo telah dimakan akan hilang dari tempat tersebut). Satu yang paling menyenangkan dari metode ini adalah jika umpan telah dibawa masuk ke dalam lubang dan kita telat mengetahuinya, nah proses menarik ikan dari lubang inilah yang asyik diiringi bunyi “kecopak-kecopek” ikan di dalam lubang yang sangat jelas (jangan ngeres lagi….). Begitu seterusnya jika satu area dianggap telah gak ada lagi ikan yang mau memangsa umpan, kita bergerak lagi mencari lokasi lain untuk menebar umpan-umpan kita.
Kelebihan dari metode ini:
• Potensi yang terlewatkan pada metode single joran bisa didapatkan lebih optimal (hasil lebih banyak)
• Relatif gak begitu capek jalan seperti metode single joran (nunggu sambil berteduh, makan & minum, he, he…)
Sedangkan kelemahannya adalah:
• Tidak praktis dan repot dalam membawa perlengkapan mancing.
• Boros kail (sering putus dimangsa yuyu/kepiting kali) Kadang umpan telah hilang dari tempat kita umpankan namun yang memangsa adalah yuyu dan dibawa masuk ke lubang).
• Ikan hasil tangkapan tidak segar karena banyak yang mati dibedah tenggorokannya untuk melepas kail yang tertelan (karena umpannya terlalu lama dimangsa).
• Tidak sehat (karena tidak jalan jauh dan berjemur, he, he...)
Terlepas dari kedua metode di atas, memancing ikan kotes menuntut kesabaran kita pada bagian akhir prosesnya, yaitu “mbetheti”, membersihkan sisik dan perut ikan yang kadang bisa ratusan ekor saya dapat. Namun jika telah digoreng bumbu bawang putih, disantap dengan nasi putih plus sambal mentah… wuihh….mak nyus rasanya menghilangkan kelelahan seharian berjalan menyusuri kali dan sawah.










Tidak ada komentar: